Seorang warga berinisial AS mengaku resah dengan maraknya peredaran kayu Ulen tersebut. Ia menduga kayu yang berserakan itu bukan hasil izin resmi, melainkan tebangan liar di kawasan hutan Baginci Darat (Lubuk Kakap). “Sudah jadi rahasia umum, ada pengusaha dari Sandai berinisial AM dan JU yang diduga jadi pemain utamanya,” ujar AS, Minggu (7/9).
AS menyebut jalur distribusi kayu ilegal ini cukup luas. Truk-truk bermuatan kayu Ulen kerap terlihat bergerak menuju Randau Jungkat, Estapet, Sandai, hingga mencapai Pontianak. “Bukan satu orang yang bermain. Banyak pihak ikut terlibat, makanya sampai sekarang masih lancar keluar,” tambahnya.
Pantauan langsung tim media di lapangan menguatkan kesaksian warga. Kayu olahan jenis Ulen tampak menumpuk di beberapa titik jalan logging. Warga heran, pasalnya pengiriman kayu tetap mulus meski melewati sejumlah pos pengawasan aparat.
“Kalau dibiarkan terus, hutan habis, masyarakat yang rugi. Kami minta Kapolda Kalbar segera bertindak tegas. Jangan sampai praktik ilegal ini semakin merajalela,” tegas seorang tokoh masyarakat Baginci Darat yang meminta identitasnya tidak dipublikasikan.
Temuan ini juga diangkat oleh Tim Ale Ale TV News dan Suara Kayong.ID yang memantau peredaran kayu Ulen di Ketapang. Keduanya melaporkan bahwa aktivitas jual beli kayu terus berlangsung, bahkan mencapai wilayah Pontianak.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan pembalakan liar tersebut. Namun, tekanan publik terhadap aparat penegak hukum semakin kuat. Warga berharap ada langkah cepat untuk membongkar jaringan pelaku, termasuk pengepul yang menjadi mata rantai distribusi kayu Ulen dari Ketapang ke luar daerah.
Penulis: Ibrahim
Editor: HM
Social Header